Minggu, 26 April 2020

Sejarah Perbankan di Indonesia

Wawan Setiawan Tirta
Pada saat ini praktek perbankan di Indonesia sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan. Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum Syari‟ah, dan juga BPR Syari‟ah (BPRS). Masing-masing bentuk lembaga bank tersebut berbeda karakteristik dan fungsinya.

Sebelumnya bank-bank di wilayah Nusantara didirikan oleh orang-orang Belanda, Inggris, Jepang, dan Cina. Pada saat itu sadar akan keadaan masyarakat dalam perekonomian yang terjepit, maka beberapa anggota masyarakat yang terdidik, kemudian berupaya mencari jalan keluar. Ada yang mendirikan koperasi, studi klub, lumbung desa, bank desa, dan bank perkreditan rakyat. Beberapa tujuan umum dari didirikannya bank oleh bangsa Indonesia saat itu sebagai berikut.
  1. Mendidik masyarakat Indonesia untuk menabung agar dapat membangun perumahan sendiri.
  2. Membantu para pengusaha untuk permodalan dengan memberikan kredit kecil.
  3. Membangun kekuatan ekonomi masyarakat dengan menyatukan modal dan menyalurkan kembali untuk kepentingan masyarakat.

Pada masa itu terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada itu antara lain:
  1. De Javasche NV. De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24 Januari 1828 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeri.
  2. De Post Poar Bank. Didirikan 1898 Selanjutnya berdasarkan UU Drt. Tahun 1950 menjadi Bank Tabungan Pos dan terakhir dengan UU No. 20 tahun 1968 menjadi Bank Tabungan Negara.
  3. De Algemenevolks Crediet Bank. Didirikan 1934 di Jakarta Kemudian kegiatan bank ini dilanjutkan oleh lembaga kredit Jepang (pada masa pendudukan Jepang) dengan nama Syomin Ginko, dan sekarang menjadi Bank Rakyat Indonesia.
  4. Nederland Handles Maatscappi (NHM). NederlandseHandels Maatschappij beriri (tahun 1824), kemudian menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia
  5. Nationale Handles Bank (NHB). NationaleHandelsbank (tahun 1863), kemudian menjadi Bank Bumi Daya.
  6. De Escompto Bank NV.  De Escompto Bank N.V. (tahun 1850), kemudian menjadi Bank Dagang Negara

Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-orang asing seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-bank tersebut antara lain:
  1. Bank Nasional Indonesia. Bank Nasional Indonesia di Surabaya (tahun 1925).
  2. Bank Perkreditan Rakyat : Bank Priyayi (Purwokerto 1846), Bank Rakyat (Garut 1898), Lumbung Desa (1897), dan Bank Desa
  3. Bank Abuan Saudagar. Pada tahun 1930, Anwar Sutan Saidi mendirikan bank yakni Bank Tabungan Saudagar di Bukittinggi. Bank ini kemudian berubah nama menjadi Bank Nasional Abuan Saudagar, yang pada akhirnya menjadi Bank Nasional.
  4. N.V. Bank Boemi di Jakarta. Pelopor pendirian bank ini adalah tokoh-tokoh Nasional Indonesia, seperti : Dr. Soetomo, Dr. Samsi, Ir. Anwari, Sumanang, dll
  5. Bank milik Inggris : Chartered Bank of India (kantor pusat di London) dan The Hongkong & Shanghai Corporation (kantor pusat di Hongkong).
  6. Bank milik Jepang : The Bank of Taiwan, The Yokohama Species Bank, dan The Mitsui Bank.
  7. Bank milik Cina : The Overseas Chinese Banking Corporation (kantor pusat di Singapura, The Bank of China (kantor pusat di Beijing), N.V. Batavia Bank (kantor pusat di Medan), sekarang Bank Jakarta, dan N.V. Bankvereeniging Oei Tiong Ham (kantor pusat di Semarang)

Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada di zaman awal kemerdekaan antara lain:
  1. Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang dikenal dengan BNI ‟46.
  2. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini berasal dar De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko.
  3. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo.
  4. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
  5. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
  6. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian menjadi Bank Amerta.
  7. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
  8. Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian merger dengan Bank Pasifik.
  9. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari. Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.

Sejarah Bank Pemerintah
Indonesia mengenal dunia perbankan dari bekas penjajahnya, yaitu Belanda. Oleh karena itu, sejarah perbankanpun tidak lepas dari pengaruh negara yang menjajahnya baik untuk bank pemerintah maupun bank swasta nasional.
 Pada saat ini praktek perbankan di Indonesia sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan Sejarah Perbankan di Indonesia
  1. Bank Sentral. Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan UU No 13 Tahun 1968. Kemudian ditegaskan lagi dengan UU No 23 Tahun 1999.Bank ini sebelumnya berasal dari De Javasche Bank yang dinasionalkan di tahun 1951.
  2. Bank Rakyat Indonesia dan Bank Expor Impor. Bank ini berasal dari De Algemene Volkscrediet Bank, kemudian dilebur setelah menjadi bank tunggal dengan nama Bank Nasional Indonesia (BNI) Unit II yang bergerak di bidang rural dan expor impor (exim), dipisahkan lagi menjadi: Bank yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia dengan UU No. 21 Tahun 1968. Bank yang membidangi Exim dengan UU No 22 Tahun 1968 menjadi Bank Expor Impor Indonesia.
  3. Bank Negara Indonesia (BNI ‟46). Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968 berubah menjadi Bank Negara Indonesia ‟46.
  4. Bank Dagang Negara (BDN). BDN berasal dari Escompto Bank yang dinasionalisasikan dengan PP No 13 Tahun 1960, namun PP (Peraturan Pemerintah) ini dicabut dengan diganti dengan UU No 18 Tahun 1968 menjadi Bank Dagang Negara. BDN merupakan satu-satunya Bank Pemerintah yang berada diluar Bank Negara Indonesia Unit.
  5. Bank Bumi Daya (BBD). BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Hendles Bank, kemudian menjadi Nationale Hendles Bank, selanjutnya bank ini menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan berdasarkan UU No 19 Tahun 1968 menjadi Bank Bumi Daya.
  6. Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo). Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara (BIN), yang didirikan pada tahun 1951. Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970. Bank ini dimerger dengan tiga bank lainnya pada Juli 1999 untuk membentuk Bank Mandiri.
  7. Bank Pembangunan Daerah (BPD). Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukumnya adalah UU No 13 Tahun 1962.
  8. Bank Tabungan Negara (BTN). BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank Tabungan Pos tahun 1950.Selanjutnya menjadi Bank Negara Indonesia Unit V dan terakhir menjadi Bank Tabungan Negara dengan UU No 20 Tahun 1968.
  9. Bank Mandiri. Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dan Bank Expor Impor Indonesia (Bank Exim). Hasil merger keempat bank ini dilaksanakan pada tahun 1999.